Saya sudah solo traveling ke 40 an negara. Yes, 95% perjalananku aku lakuin seorang diri.
Ada banyak suka dan dukanya.
Ini pertanyaannya dukanya saja kan? Tentu saja ada cukup banyak pengalaman duka yang aku hadapi sebagai solo female traveller ketika menjelajahi negara di belahan bumi yang berbeda.
- Tidak ada tempat sharing. Terkadang juga merasa kesepian karena tidak ada teman untuk berbagi, tidak hanya berbagi cerita atau ngobrol tetapi juga berbagi patungan buat ongkos transportasi, penginapan, atau buat makan. Sebenarnya hal ini bukan masalah atau duka besar karena aku lebih suka menginap di hostel. Selain lebih murah juga bisa sering mendapatkan kenalan baru dari negara lain yang juga sedang solo traveling. Atau kalau tidak bisa menggunakan aplikasi traveller.
- Sedih. Kalau aku pribadi sebenarnya bukan kesepian tapi lebih ke kesedihan. Kenapa? Akulah yang tanggung jawab dengan diriku sendiri. Saat ada masalah, aku sendirilah yang menghadapi semua tantangan dan risikonya. Jangan dikira keliling dunia hanya enaknya aja terus tidak pernah ada masalah? Salah itu. Kemanapun kamu pergi, ke Mars sekalian, cobaan atau masalah pasti ada. Kalau sedang traveling sendirian terus mendapat masalah, rasanya sedih bangettttt.
- Kurang aman. Kadang takut. Ini memang konsekuensi solo traveling apalagi cewek. Setahun yang lalu aku pergi solo traveling ke Afrika ke negara Tanzania, Kenya, dan Ethiopia. Sebagian besar negara-negara di Afrika kurang aman. Aku tidak pernah jalan sendirian di malam hari demi alasan keamanan. Namun ketika berada di Addis Ababa Ethiopia aku pernah terpaksa berjalan sendirian pada malam hari. Situasi sangat sepi di atas jam 10 malam. Hampir tidak ada pencahayaan lampu. Semua toko sudah tutup. Terus tiba-tiba ada orang mabuk lewat di depanku. Tidak ada orang lain di jalan. Aku hanya terus berdoa sambil nangis-nangis sendirian karena ketakutan. Horor banget ngalahin horornya kuburan. Takut kalau kalau sampai terjadi sesutu. Dan untung saja kenalanku orang Ethiopia datang menjemputku di jalan. Dan btw walaupun aku solo traveller tetapi selama di Afrika aku hampir tidak pernah jalan sendirian, sebisa mungkin minta ditemani teman atau kenalan orang Afrika sana. Selain merasa kurang aman, juga karena fasilitas umum dan sistem transportasi di Afrika yang masih kurang memadai.
- Rawan mendapat pelecehan atau tidak menyenangkan. Pengalaman pahit ini pernah aku alami saat traveling di Baku Azerbaijan. Aku hampir pernah dicoba untuk dilecehkan oleh seorang cowok traveler dari Cina. Lokasinya ini di hostel. Dia berusaha mau merabaku. Aku gak terima lalu aku pukul dia. Sesudah itu, aku tampar mukanya dengan sangat kencang. Dan kemudian dia langsung berbalik menampar mukaku dengan lebih keras. Bayangin tangan cowok gedhe buat nampar cewek. Aku langsung jatuh seketika. Badanku panas. Seketika itu gaduh ramai situasinya di hostel. Tak lama kemudian dia cepat-cepat kabur dari hostel sebelum polisi datang. Kabarnya dia langsung memesan tiket ke Georgia agar secepatnya meninggalkan Azerbaijan. Pengalaman duka lainnya juga terjadi di Yordania, Iran, Turki, Maroko, yang notabene adalah negeri-negeri Muslim. Aku sama sekali tidak merasa aman solo traveling di negeri-negeri Muslim, kecuali di Qatar dan Uni Emirat Arab. Di negeri sekuler malah lebih aman dibandingkan di negeri Muslim. Kalau tidak pelecehan fisik, juga sering berbentuk pelecehan verbal. Ngeri tatapan mereka kalau lihat cewek asing berjalan sendirian. Di Istanbul Turki saja aku ada pengalaman pahit yaitu pernah ada cowok masturbasi di depan mataku. Btw info, di negeri-negeri Arab, cewek-cewek Indo, Filipina dipandang rendah di negeri Arab, dianggap sebagai cewek kaum pembokat karena banyaknya TKW yang kerja kasar disana. Ini bukan aku yang ngomong sendiri ya, tapi temanku orang Arab sendiri yang bilang.
- Sering bingung sendiri. Ini juga pengalaman dukaku. Maksudnya sering bingung karena mau pergi kemana. Pernah aku ditinggal sama temanku di Lahore, Pakistan seorang diri. Temanku ini orang Pakistan, teman kenalan saat konferensi di Rusia. Ada miscom sedikit. Eh dia pergi begitu saja. Tega banget dia pergi ke Islamabad, aku ditinggalin begitu saja di Lahore. Aku yang awalnya mengggantungkan dia, jadi kerepotan berjuang sendirian. Nangis-nangis di jalanan. Di Lahore tidak banyak orang bisa bahasa Inggris. Aku tidak punya duit cash Paktistan, cuma pnya dollar, tidak punya simcard lokal. Lalu aku tarik duit di ATM tapi ternyata tidak semua ATM di Pakistan bisa support Visa ataupun Mastercard. Aku bingung noh, untung bisa naek taksi online bayar online. Aku sampai di terminal bis, beli tiket, tapi mereka cuma terima cash. Aku memelas melas ke petugas biar bisa bayar dollar dan dikembalikan dalam bentuk uang cash Pakistan. Syukurlah mereka mau menerima. Aku selamat setelah nangis-nangis gak jelas seorang diri. Wkwkwkk. Oh iya, aku pernah ke India, tapi cuma ke Kochi. Belum pernah ke New Delhi. Coz aku takut :( Temanku bilang banyak cerita duka ketika solo female traveller pergi di New Delhi.
- Sering kesasar. Google map tidak selalu benar. Pernah ketinggalan kereta saat di Guangzhou China. Penyebabnya adalah aku kesasar. Aku sampai kelabakan seorang diri, di Cina jarang banget yang bisa bahasa Inggris. Untungnya di Cina baik banget sistemnya, aku dikasih tiket baru gratis. Tidak ada potongan sama sekali. Selain itu, pernah ketinggalan pesawat di Macau. Penyebabnya adalah aku salah naik bus. Kalau ini hangus tiketku gak diganti sama sekali sama air asia. Aku malah dipaksa beli tiket baru seharga 300$. Ilang tiket ilang duit. Kampret memang.
- Pernah distop diinterogasi di imigrasi bandara Tesla di Serbia. Petugasnya heran lihat pasporku penuh cap. Terus tanya mau ngapain pergi ke Maroko? Coz aku mau terbang ke Maroko setelah dari Serbia. Terus ditanyain blablablabla.. Paspor ijo memang gak keren dan lemah. Untung saja aku punya kenalan orang Serbia. Ditelponlah temanku sama petugas imigrasi. Setelah bicara bla bli blu bla bla, kemudian petugas meloloskanku.
- Apalagi ya wah banyak sekali kalau diceritakan mengenai dukanya, gak habis-habis dukanya. Namun masih lebih banyak sukanya.
Bonus foto di Amman, Yordania.
Hal-hal basic yang harus dipersiapkan untuk keluar negeri khususnya bagi para pemula.
Sakit. Yaa…pengennya seneng-seneng tp malah sakit itu ga enak banget. Saya punya pengalaman yang tidak terlupakan saat eurotrip. 30 tahun ga pernah cacar, sekalinya kena pas lagi eurotrip, mantep ga tuh. Pas lagi di Tromso, Norway awalnya saya kira ada jerawat di muka jadi saya biarin. Beberapa hari kemudian pas saya pindah ke Stockholm, Sweden kok menyebar kemana2 sampai ke bagian tubuh lainnya dan saya demam. Tentu saja saya panik, mana sendirian. Mau ke rumah sakit apa engga juga bingung. Lalu saya googling2 dan ternyata cacar itu self healing dari imun. Jadi saya tunggu 2 hari, kalau makin parah atau komplikasi saya akan ke dokter. Jadi untuk nurunin demam saya minum parasetamol (setiap travelling saya selalu bawa obat2an dan vitamin) dan untuk ningkatin imun saya minum vitamin C 500gr 2x sehari. Dan setelah 2 hari untungnya saya ga ada komplikasi dan demam juga mereda, cuma masih timbul cacar (untung di muka cuma dikit) dan gatel2 nya saja. Alhasil saya extend di Stockholm semingguan dan ga kemana-kemana, di apartemen saja (sempet ke supermarket sih beli stock makanan dengan pakaian yg panjang2 karena lagi musim gugur juga). Pas lagi sendirian, demam lagi parah2nya dan jauh dari rumah, keluarga dan teman2 itu loh yg bikin saya sedih dan nangis, huhuhu.
Potensi wisata daerah, gimana garapnya?
Selama beberapa kali melakukan perjalanan seorang diri atau solo traveling, saya merasakan suka yang lebih banyak daripada dukanya. Bisa dikatakan dukanya hampir tidak ada atau hanya terjadi di momen-momen tertentu saja.
Duka yang beberapaki saya rasakan adalah kesulitan menemukan orang yang bisa dipercaya untuk menitipkan barang.
Hal ini beberapa kali saya alami. Saya pernah naik kapal laut untuk menyebrang dari pelabuhan semarang menuju karimun jawa. Kalau anda pernah masuk kamar mandi atau toilet kapal, anda pasti tahu seberapa sempit ukuran kamar mandi tersebut. Intinya tidak memungkinkan untuk membawa barang masuk kedalam.
Saat itu penumpang kapal sangat banyak dan saya cukup khawatir untuk meninggalkan barang bawaan saya. Saya hanya membawa satu daypack deuter futura 22 L saja, tapi dalam kondisi itu juga saya tidak mungkin meninggalkan tempat tidur yang sudah saya tempati karena bisa diambil oleh orang lain.
Masih banyak cerita serupa lainnya. Sebenarnya banyak orang baik diluar sana. Namun dalam hal menitipkan barang-barang bawaan, prinsip saya kuat untuk tidak menitipkan ke sembarangan orang.
Gambar hanya ilustrasi, kurang lebih seperti inilah kondisi kapal yang pernah saya naiki itu, bahkan lebih ramai lagi.
Sumber Gambar : Google Image
Duka setiap orang memang berbeda-beda. Secara umum duka saat berwisata sendirian atau solo traveling yang sering orang rasakan, sebagai berikut :
- Merasa kesepian. Sebenarnya kembali lagi ke niat anda untuk melakukan wisata seorang diri. Sudah pasti anda sendiri dan kemungkinan merasa kesepaian pasti ada. Tapi bagi saya itu adalah tantangannya. Berinteraksi dengan orang baru adalah kegiatan yang saya sukai, walau hanya sekedar menegur darimana dan mau kemana dengan orang disamping kursi bus. Biasanya dari percakapan itu, saya bisa sharing beberapa topik dengan orang baru. Kalau akhirnya hanya saling dia dalam perjalanan, ya itulah nikmatnya wisata seorang diri.
- Tidak memiliki foto diri yang bagus. Kejadiannya seperti meme dibawah ini. Tapi ini bisa anda siasati dengan membawa perlengkapan fotografi sendiri, seperti kamera dan tripot. Kamu memang harus memberi effort lebih. Jika tidak memungkinkan, meminta bantuan orang lain adalah cara paling mudah. Tapi kamu memang tidak boleh berharap tinggi-tinggi dengan hasilnya, setidaknya kamu memiliki dokumentasi pada momen tersebut. Berterima kasihlah kepada orang yang sudah membantu.
- Masalah-masalah kecil. Sebaik-baiknya kamu merencanakan sebuah perjalanan, pasti ada saja kenyataan yang tidak sesuai dengan perencanaan. Bisa dikatakan itu termasuk hal duka yang pasti kamu rasakan. Bagi saya, masalah-masalah kecil itu memang harus saya alami dan hadapi. Wisata seorang diri atau solo traveling mengajarkan saya banyak hal, memproses saya dengan baik, dan membentuk karakter saya lebih kuat.
Itulah pengalaman duka yang saya rasakan. Berwisata atau jalan-jalan sendiri itu menyenangkan,loh. Selain untuk refreshing dan bersenang-senang, banyak momen dalam setiap perjalanan yang bisa kamu refleksikan.
Semoga Bermanfaat. Ce.
Saya bantu jawab ya..
Saya terlampau sering kemana mana sendiri, selain tuntutan pekerjaan saya juga tipe orang yang ngga suka ribet. Misalnya, saya ingin makan mie ayam tp rekan rekan saya pengen makan makanan yang lain, saya ngga mau ribet dan ngg mau debat jadinya saya memutuskan untuk membeli mie ayam sendiri.
Duka melakukan wisata sendirian ya sendirian itu dukanya. Tapi ternyata ngga seduka itu juga. Kalau kita takut kesasar, sekarang sudah ada smartphone. Kalau kita takut salah ambil keputusan, pun sekarang sudah banyak artikel yang dapat membantu kita untuk mengambil keputusan.
Saya pernah memberanikan diri sebagai self reward saya atas pekerjaan saya selama 3 bulan. Saya mencoba trip ke Malaysia (Kuala Lumpur) sendirian. Iya sendirian, dan ngga pakai agent apalagi ngajak temen. Saya pesan tiket dan boking hotel menggunakan fitur snap di aplikasi maskapai dengan slogan "now everyone can fly". Iya sih, berbekal keliling Indonesia sendirian, dan hampir mondar mandir transit dan nongkrong di bandara saya jadi yakin kalau saya berani trip sendirian dengan budget yang minim. Ternyata bisa juga kok, dan ngga sedih sedih amat. Karena waktu trip disana, saya ternyata ketemu orang orang Indonesia juga yang dia juga traveling sendirian. Karena sama sama bingung mau kemana akhirnya kita malah traveling bareng dan bisa saling foto hehe. Akhirnya malah tambah punya relasi deh. hehe
Yang ditanya hanya duka saja nih? tidak suka nya juga? hehehehe..
Dukanya adalah: tidak ada teman ngobrol, susah untuk foto karena tidak ada yang bisa memfotokan, tidak ada yang bisa diajak untuk sharing cost penginapan, transportasi, makan, tempat wisata, dll. Namun solo travelling wajib dicoba untuk belajar bertanggungjawab terhadap diri sendiri.
No comments:
Post a Comment