Search This Blog

Thursday, April 5, 2012

Keluar negeri itu sangatlah mudah

Ternyata untuk keluar negeri itu sangatlah mudah, tergantung dari kemauan dan usaha. Ada banyak program magang diluar negeri yang ditawarkan oleh perusahaan. Ada banyak penawaran beasiswa luar negeri. Ada banyak program pertukaran pelajar. Ada banyak lomba tingkat internasional.
be well,
Dwika

Paspor Mahasiswa Pas-Pasan

"Tak mungkin keluar negeri, saya mahasiswa pas-pasan," itulah yang terbesit di benakku saat melihat foto-foto pemandangan luar negeri. Namun satu tulisan berjudul Paspor mengubah segalanya. Enam bulan kemudian, ternyata saya bisa menjejakkan kaki di negara lain.

Setiap kali melihat pemandangan luar negeri, saya trenyuh. Bagiku itu sebuah negeri nan jauh disana. Ada suatu keinginan kuat untuk menjejakkan kaki di negara lain. Namun keinginan itu harus ditumpuk oleh kenyataan. Saya bukan anak orang kaya. Saya bukan anak genius yang mengikuti lomba keluar negeri. Saya tidak memiliki keahlian khusus seperti menyanyi. Bahkan saya bukan pula bagian dari jurusan yang mencanangkan studi ekskursi keluar negeri. Saya hanya memiliki niat yang terpendam.

Niat itu semakin kuat saat saya membaca tulisan dari Rhenald Kasali berjudul Paspor. Profesi sampingan saya sebagai jurnalis kampus juga mengharuskan saya bertemu dengan orang-orang sukses di ITS. Saya bertemu dengan tim Spektronics yang berlomba di Jerman. Di minggu yang sama, saya bertemu dengan mahasiswa yang mengikuti lomba di Inggris. Ada lagi mahasiswa yang mengikuti pertukaran pelajar ke Singapore dan juga tim paduan suara yang akan terbang ke Prancis dan Italia. "Apa-apaan ini?Dalam rentang waktu yang berdekatan saya dikelilingi orang berbau luar negeri," pikirku. Saat itu juga kuputuskan bahwa saya harus backpacker keluar negeri saat masih mahasiswa.

"Ah nanti sajalah keluar negerinya, saat sudah bekerja," kebanyakan mahasiswa berpikir seperti itu. Tapi apa hebatnya keluar negeri saat sudah bekerja dengan uang melimpah? Keluar negeri menjadi hebat justru karena perjuangan untuk mendapatkannya lebih sulit. Uang? Itu soal belakang. Yakinlah dimana ada kemauan, disana ada jalan. Bukan dengan jalan meminta uang orang tua. Kita mahasiswa bukan pengemis elit. Mahasiswa selalu punya cara untuk mencari uang misalnya dengan cara klasik seperti memberi les privat atau cara kreatif dengan berbisnis. Bukan pula dengan memanfaatkan uang beasiswa. Apa bedanya kita dengan Gayus? Pencuri uang negara untuk jalan-jalan keluar negeri. 

Mungkin orang lain melihat bahwa keluar negeri hanyalah kegiatan tersier yang menghambur-hamburkan uang. Namun menurut saya jika pengalaman dan ilmu merupakan kebutuhan primer, maka keluar negeri termasuk didalamnya. Saya memilih Malaysia dan Singapore sebagai tujuan awal karena saya pikir dua negara ini akan membuka gerbang ke negara lainnya. Disana saya menemukan berbagai ilmu dan pengalaman baru. Saya mempelajari bagaimana budaya yang unik di dua negara tersebut. Bagaimana sistem transportasinya. Bagaimana berkomunikasi dengan orang lain. Bagaimana ilmu keteknikan bisa mempengaruhi kehidupan sehari-hari di negara lain. Sampai bagaimana cara untuk memberhentikan mobil di jalan tol saat bis yang kita tumpangi mogok. Semua pengalaman dan ilmu yang saya dapat sepanjang perjalanan seminggu itu takkan pernah ada di bangku kuliah.

Sedikit cerita lain tentang luar negeri. Rentang seminggu setelah saya memesan tiket pesawat ke Kuala Lumpur, saya mendapat kesempatan untuk mengikuti beasiswa Fast Track Prancis. Ternyata untuk keluar negeri itu sangatlah mudah, tergantung dari kemauan dan usaha. Ada banyak program magang diluar negeri yang ditawarkan oleh perusahaan. Ada banyak penawaran beasiswa luar negeri. Ada banyak program pertukaran pelajar. Ada banyak lomba tingkat internasional. Atau jika sekarang masih merasa seperti saya dulu yaitu mahasiswa kemampuan pas-pasan yang meratapi foto-foto luar negeri. Maka, segera buka internet dan beli tiket pesawat termurah keluar negeri. Jangan lupa cek kalender akademik untuk memastikan waktu liburan. Lalu buatlah paspor.

Paspormu sekarang menunggu stempel negara lain.

No comments:

Post a Comment