Korban Cuaca Beku Esktrem di Eropa Capai 300 Orang
Senin, 06 Februari 2012, http://www.republika.co.id
AP
REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Cuaca dingin yang melanda seluruh Eropa memakan korban jiwa hingga 300 orang pada Ahad (5/2). Kondisi itu tersebut juga berdampak luas pada pelayanan transportasi. Ribuan penduduk terpaksa hidup tanpa listrik. Warga diperingatkan bahwa suhu beku masih akan berlangsung hingga pekan depan.
Ratusan nyawa melayang di Eropa timur karena cuaca beku yang mulai bergerak ke barat. Sejumlah bandara mengumumkan bahwa penerbangan bisa saja ditunda atau dibatalkan. Seorang peramal cuaca di Kantor Met Inggris Steven Keates mengatakan, cuaca dingin masih akan berlangsung lama dan diperkirakan akan menyebar ke wilayah lain.
"Cuaca masih akan sangat dingin, mungkin tidak akan seperti pada pekan lalu tetapi masih sangat dingin," katanya kepada Reuters, Ahad (5/2). Ia memperkirakan cuaca dingin akan menyebar ke selatan dan timur Eropa. Akibatnya, salju bisa saja terjadi di Italia, Yunani dan negara-negara Balkan.
Bosnia memberlakuakn keadaan darurat setelah jatuhnya tujuh korban jiwa akibat suhu dingin ekstrim. Salju longsor dan angin kencang juga memutus akses jalan bagi ratusan desa di bagian timur negara itu. Helikopter diperlukan untuk mengangkut bantuan ke daerah pegunungan dan mengevakuasi warga yang sakit ke rumah sakit.
Yunani juga menyatakan situasi darurat di semenanjung Peloponnese barat setelah hujan lebat yang menyebabkan banjir dan seorang wanita 82 tahun tenggelam ketika mencoba keluar dari rumahnya.
Di Ukraina sembilan orang tewas semalam dan semakin menambah daftar panjang korban tewas akibat cuaca dingin ekstrim. Layanan darurat mengatakan, sudah 131 orang tewas selama cuaca dingin yang berlangsung selama sembilan hari. Sebanyak 1.800 orang dirawat di rumah sakit dan 75 ribu orang tunawisma tercatat menghuni tempat-tempat penampungan. Suhu di Ukraina pada malam hari mencapai minus 33 derajat Celcius atau minus 27 Fahrenheit.
Sebagian besar korban tewas akibat suhu dingin adalah tunawisma. Tubuh mereka yang membeku ditemukan terkubur di bawah salju, di sungai dan di jalanan. Lebih dari 3.000 tenda berpenghangat didirikan untuk menampung para tunawisma.
Ratusan nyawa melayang di Eropa timur karena cuaca beku yang mulai bergerak ke barat. Sejumlah bandara mengumumkan bahwa penerbangan bisa saja ditunda atau dibatalkan. Seorang peramal cuaca di Kantor Met Inggris Steven Keates mengatakan, cuaca dingin masih akan berlangsung lama dan diperkirakan akan menyebar ke wilayah lain.
"Cuaca masih akan sangat dingin, mungkin tidak akan seperti pada pekan lalu tetapi masih sangat dingin," katanya kepada Reuters, Ahad (5/2). Ia memperkirakan cuaca dingin akan menyebar ke selatan dan timur Eropa. Akibatnya, salju bisa saja terjadi di Italia, Yunani dan negara-negara Balkan.
Bosnia memberlakuakn keadaan darurat setelah jatuhnya tujuh korban jiwa akibat suhu dingin ekstrim. Salju longsor dan angin kencang juga memutus akses jalan bagi ratusan desa di bagian timur negara itu. Helikopter diperlukan untuk mengangkut bantuan ke daerah pegunungan dan mengevakuasi warga yang sakit ke rumah sakit.
Yunani juga menyatakan situasi darurat di semenanjung Peloponnese barat setelah hujan lebat yang menyebabkan banjir dan seorang wanita 82 tahun tenggelam ketika mencoba keluar dari rumahnya.
Di Ukraina sembilan orang tewas semalam dan semakin menambah daftar panjang korban tewas akibat cuaca dingin ekstrim. Layanan darurat mengatakan, sudah 131 orang tewas selama cuaca dingin yang berlangsung selama sembilan hari. Sebanyak 1.800 orang dirawat di rumah sakit dan 75 ribu orang tunawisma tercatat menghuni tempat-tempat penampungan. Suhu di Ukraina pada malam hari mencapai minus 33 derajat Celcius atau minus 27 Fahrenheit.
Sebagian besar korban tewas akibat suhu dingin adalah tunawisma. Tubuh mereka yang membeku ditemukan terkubur di bawah salju, di sungai dan di jalanan. Lebih dari 3.000 tenda berpenghangat didirikan untuk menampung para tunawisma.
Reporter : Ani Nursalikah |
Redaktur : Ajeng Ritzki Pitakasari |
No comments:
Post a Comment