Search This Blog

Thursday, May 3, 2012

Makanan di Paris


Makanan di paris

Bagian 3 : Makanan di Paris
Bicara soal makanan, Paris itu surganya makanan, tapi bagiku justru kita harus sangat berhati-hati kalau surganya itu ada di dunia. Soalnya, walau pun cara makanan dihidangkan di kota ini sangatincredible dan menarik selera, namun dari segi kehalalannya mesti dicek betul-betul. Pertama ya soal dagingnya, babi atau bukan ?  (tapi biasanya daging babi), yang kedua  jika tidak babi, bagaimana pemotongannya ? dan yang ketiga bumbu masaknya mengandung bahan2 yang dilarang atau tidak (biasanya alkohol, atau alat masak bercampur atau tidak?) dan minumannya pun harus bebas dari alkohol pula. Setidaknya itu bagiku, yang mencoba tetap istiqomah dalam menegakkan tuntunan nabi Al amin…
Nah, jadi untuk makanan halal ini kita harus berjuang mencarinya. Restauran kebab adalah sasaran utama karena restauran ini banyak tersebar di semua lokasi dan jam bukanya dari pagi sampai menjelang tengah malam, dan lagi karena pengelola restauran ini biasanya muslim yang mencantumkan label halal, atau jika  sahabat ingin mendapatkan variasi makanan yang lain,  maka yang bisa jadi incaran selanjutnya adalah restauran dengan masakan-masakan timur tengah seperti pakistan atau aljazair. Itu juga kalau sahabat semua tahan dengan aroma pedasnya.
So, sekarang aku mau cerita soal kebab ya. Gambar di samping ini adalah contoh kebab dengan goreng kentang, kira2 seharga 4-5 euro. kita bisa memilih jenis sayuran yang mau ditaruh disana, apakah beberapa macam daun salad, bawang bombay atau tomat. Selain itu juga kita juga bisa pilih saosnya, di perancis ini kalau kita bilang pakai saos, itu artinya saos tomat, jika mau pedas sedikit kita bisa minta harissa (ini cabe giling!) atau mayones atau vinegrat (tapi hati-hati dengan vinegrat krn kadangkala ada juga yang beralkohol, sekali pun kita belinya di toko yang ada label halalnya).Dan ada beberapa jenis saos yang lain yang saya ngga ingat namanya. Sedang untuk dagingnya biasanya campuran sapi, kambing ayam atau kalkun.
Yang membedakan toko kebab yang satu dengan toko kebab lainnya adalah rotinya. Perbedaan roti bisa dari bentuknya ; ada yang berbentuk elips dipotong vertikal, ada juga yang rotinya setengah lingkaran seperti bantal buat nonton TV di rumahku (gede banget!). Lalu perbedaan selanjutnya adalah keempukan rotinya, menurut kawanku, jenis2 roti ini adalah tergantung dari keluarga mana si penjual kebab ini, sebab cara pengolahan roti adalah resep rahasia dari keluarga masing-masing.
Lalu, dalam restauran kebab, kita juga bisa menemui makakan yang namanya sandwich kefta, semua bahannya sama dengan kebab kecuali tidak memakai roti, tetapi memakai bahan tipis dari tepung yang membungkus daging, saos dan saladnya. Jadi boleh dibilang bahwa kefta ini adalah bentuk lite dari yang namanya kebab.
Jadi kemudian 2 hari berjalan di paris ini, aku otomatis cuma makan kebab aja. Satu porsi kebab itu sangat mengenyangkan untuk perut made in indonesia ini. Aku dan kawan-kawan tidak mau ambil resiko nyoba makanan di sembarang tempat, walau pun sajiannya menarik, dan juga tidak punya cukup waktu untuk mencari restauran umum yang kehalalannya terjamin.  Mungkin suatu saat nanti aku akan mencoba wisata kuliner di paris, khusus untuk restauran2 halal. Nah, itulah reportaseku mengenai kebab.

No comments:

Post a Comment