japan!
Posted: August 3, 2011 by kcplanetSebenarnya jadwal liputannya singkat saja, cuma 1 hari malah, di tokyo. Total 3 hari 2 malam karena perjalanannya sendiri makan setengah hari. Tentu tidak cukup toh untuk merasakan segala kedahsyatan jepang? Makanya saya memutuskan untuk eksten. Kebetulan banyak teman saya di sana, teman kuliah tepatnya. Salah satunya tinggal di kyoto, dan ini memotivasi saya untuk main ke sana karena bisa nebeng menginap gratis biarpun cuma satu malam
Perjalanan kali ini sungguh sangat mendebarkan. Pertama, saya sudah lama tidak traveling seorang diri. Terakhir adalah waktu ke singapura di tahun 2009. Sebelumnya saya juga pernah eksten waktu liputan di taipei seorang diri di tahun 2008 sebagai wakil media dari indonesia. Jadi bisa dibilang saya cukup deg-degan, apalagi mengingat kota-kota di jepang sepertinya begitu kompleks, jalur keretanya membingungkan, dan orang-orangnya tidak paham english.
Kedua, saya tidak punya banyak waktu untuk melakukan riset atau merencanakan jadwal selama berada di jepang. Keputusan untuk eksten selama 5 hari bisa dibilang tercetus begitu saja, karena saya merasa hanya butuh 2 hari 1 malam untuk menjelajah kyoto dan setidaknya 3 hari 2 malam untuk keliling tokyo. Keputusan ini sangat penting dibuat duluan, karena saya harus dengan segera mengabari pihak yang mengundang media saya untuk mengubah tanggal tiket kepulangan dari tokyo ke jakarta. Untungnya mereka sangat baik dan mudah diajak kerjasama, jadi urusan yang satu ini bisa kelar dengan cepat tanpa masalah.
Ketiga, setelah mencari-cari informasi soal transportasi antar-kota, saya menemukan bahwa kereta shinkansen adalah yang paling praktis dan cepat tapi juga paling mahal. Alternatif termurah dari tokyo ke kyoto dan sebaliknya adalah bis malam. Enaknya naik bis ini, selain bisa menghemat uang karena tarifnya jauh lebih terjangkau, saya juga bisa mengirit biaya inap yang di negara ini teramat mahal.
Jadwal awal saya tadinya begini:
25/07 senin malam berangkat ke tokyo.
26/07 selasa siang tiba di tokyo
Keliling sebentar di area shinjuku (untungnya hotel yang disediakan pihak pengundang posisinya sangat strategis, dekat stasiun metro subway dan JR shinjuku).
27/07 rabu pagi sampai sore acara liputan.
28/07 kamis check-out dari hotel lalu titip koper di yadoya guesthouse (dekat stasiun nakano, tinggal naik kereta satu kali dari stasiun shinjuku) sehingga saya tinggal menenteng ransel ke kyoto. Biaya penitipan koper di sini lebih murah ketimbang loker di stasiun (200 yen versus 600 yen per hari). Malamnya naik bis malam ke kyoto.
29/07 jumat pagi tiba di kyoto, sowan ke rumah teman saya lalu jalan-jalan seharian.
30/07 sabtu keliling kyoto lagi. Malamnya naik bis malam kembali ke tokyo.
31/07 minggu pagi tiba di tokyo. Mampir guesthouse untuk check-in, mandi, dsb. Lalu lanjut keliling tokyo.
01/08 senin keliling tokyo.
02/08 selasa siang kembali ke jakarta.
Tapi jadwal yang sudah rapi ini (untungnya saya belum membeli tiket bis malam apapun secara online) mendadak harus diubah karena sahabat saya yang tinggal di fukuoka mengajak bertemu di osaka pada 28/07 karena dia kebetulan ada keperluan di sana. Saya bingung. kalo naik bis malam, saya harus pergi di 27/07 supaya bisa tiba di osaka di pagi hari. Tapi ada perasaan bahwa saya masih ingin menikmati menginap di hotel yg cukup mewah itu satu malam lagi. Saya juga ada jadwal dinner di 27/07, dan ada perasaan bersalah jika melewatkannya untuk kabur begitu saja.
Rencana termahalnya tapi paling praktis adalah pergi di 28/07 pagi naik shinkansen, yang cuma makan 2 jam untuk tiba di osaka. Koper bisa dititip di loker stasiun shinjuku berhubung guesthouse saya baru buka jam 10.00 alias terlalu siang untuk sekadar ke sana dan menitip koper.
Masih bimbang, saya jalani acara liputan di 27/07. Eh ternyata semua sepakat untuk tidak ikut dinner supaya bisa jalan-jalan sendiri. Dan acara sudah selesai pukul 16.00. Secepat kilat, saya memutuskan untuk naik bis malam ke osaka. Saya kembali ke hotel, mandi, mengemasi barang-barang, lalu berangkat ke guesthouse (yang buka sampai 20.00) untuk menitip koper.
Setelah tanya sana-sini karena buta cara membeli tiket JR, saya berhasil tiba di guesthouse. Saya paparkan rencana saya untuk ngebis malam dengan JR ke osaka. Eh penjaga guesthouse menyarankan untuk naik willer express saja yang lebih murah. Dia cari-cari peta untuk saya dan menunjukkannya. Sebenarnya saya dari awal memang ingin naik willer express ini, tapi lokasinya membingungkan, jadi saya memilih JR. Ya sudah, saya akan cari lokasi willer dulu. Kalau tidak ketemu, saya ke stasiun bis JR. Kalau tiket sudah sold out, saya kembali ke hotel, menginap, dan pergi ke osaka naik shinkansen esok pagi (kunci kamar telah saya titipkan ke rekan jurnalis yang menjadi tetangga kamar saya. Saya telah memintanya untuk men-check-out-kan saya di esok hari jika saya jadi ke osaka).
Syukurlah, saya bisa menemukan kantor sekaligus stasiun willer express dengan cukup mudah. Waktu itu sekitar jam 20.00 ketika saya memesan tiket bis malam. Untung saja masih ada kursi kosong untuk tokyo-osaka yang berangkat jam 22.30. Harganya murah pula, 4000 yen (bandingkan dengan shinkansen yang 13.750)! :p
Dengan demikian jadwal saya berubah jadi:
27/07 rabu acara liputan.
Rabu malam ngebis ke osaka.
28/07 kamis pagi tiba di osaka.
Reunian dengan teman, keliling osaka.
Kamis malam naik kereta ke kyoto lalu menginap di rumah teman saya di kyoto.
29/07 jumat keliling kyoto.
Jumat malam ngebis ke tokyo.
30/07 sabtu pagi tiba di tokyo. Check-in di guesthouse. Keliling kota.
31/07 minggu keliling tokyo.
01/08 senin keliling tokyo.
02/08 selasa siang kembali ke jakarta.
No comments:
Post a Comment