Search This Blog

Friday, December 30, 2011

Bulan Maret, udara nyaman

ANTARA DUA MUSIM DI JEPANG

Ternyata sudah hampir setengah tahun saya berada di negeri sejuta burung gagak ini. Dua musim pun telah saya rasakan. Satu musim merupakan pengalaman pertama sementara musim lainnya memiliki beberapa persamaan dengan Indonesia.

Musim dingin adalah masa pertama saya menginjakkan kaki di negeri Ohara. Tepatnya pertengahan Desember tahun lalu. Suhu udara di Tokyo Metro terasa sangat dingin. Dinginnya udara tersebut sempat membuat kaget tubuh ini setelah satu hari sebelumnya masih terbiasa dengan udara Jakarta. Kedinginan memaksa saya untuk mengenakan beberapa lapis pakaian di badan. Sungguh kesan pertama yang tidak akan telupakan. Memang menurut informasi yang saya dapatkan bahwa musim dingin di Jepang di mulai pada bulan Desember. Suhu Tokyo Metro saat itu ada di kisaran 2 sampai 5 derajat celcius. Terkadang bisa kurang atau lebih dengan frekuensi yang tidak terlalu sering. Dengan temperature tersebut, saya biasanya mengenakan pakaian sebanyak 4 atau 5 lapis untuk bagian atas dan 2 lapis bagian bawah. Lapisan pertama kaos dan celana panjang ketat. Lapisan kedua baju rumahan atau baju kerja. Lapisan ketiga baju sweater dan keempat adalah baju hangat tebal. Sedangkan lapisan kedua bagian bawah adalah celana biasa. Tak lupa mengenakan kaus kaki yang cukup tebal beserta sepatu dan sarung tangan. Sehelai syal merupakan bagian yang juga jarang ketinggalan. Pokoknya bagaimana caranya agar semua anggota badan terlindungi dari sentuhan langsung dinginnya udara. Suhu Tokyo Metro masih kalah dingin dibandingkan dengan daerah lain yang berada di bagian utara Jepang yang menurut informasi bisa berada di kisaran minus derajat celcius. Musim dingin ini berlangsung selama kurang lebih tiga bulan sampai kira-kira bulan Februari. Dalam masa itu Tokyo Metro kebagian salju selama 3 hari. Sebuah pengalaman baru lain yang akan selalu terkenang.

Berada di kampus pada musim ini terasa lebih nyaman dibandingkan saat berada di rumah. Ini disebabkan suhu di ruangan kampus sudah diatur senyaman mungkin dengan bantuan alat pemanas atau AC. Sehingga baju hangat tebal bisa dilepas selama berada di dalamnya. Sedangkan ketika di rumah, kalau pemanas tidak dinyalakan, maka busana komplit musim dingin harus tetap berada di badan. Suatu dilema karena kalau AC atau pemanas dinyalakan sepanjang hari di rumah, tentu akan seiring dengan peningkatan biaya pemakaian listrik yang tidak bisa dikatakan murah. Tanpa pemanas, seluruh bagian rumah seperti lantai, dinding dan benda-benda yang ada terasa seperti es manakala disentuh. Selama bulan Februari terkadang ada saja hari-hari dimana suhu udara terasa nyaman ( tidak dingin ).

Memasuki bulan Maret, udara nyaman menjadi lebih sering terasa. Masih sering berganti-ganti dengan udara dingin. Pada dua minggu terakhir Maret udara lebih nyaman. Baju hangat tebal sudah jarang dikenakan. Bunga sakura sudah mulai berbunga satu-satu. Dan pada saat bulan April menjelang, udara di Tokyo Metro sangat nyaman. Jumlah baju yang harus dikenakan mulai berkurang. Dua lapis sudah cukup memberi kenyamanan bagi badan. Bunga sakura mencapai puncak mekarnya di dua minggu pertama bulan ini. Sampai hari ini yakni pertengahan Mei, udara Jepang terasa lebih hangat. Masyarakat yang berangkat ke kantor atau ke luar rumah  sudah banyak yang hanya mengenakan kemeja. Walaupun matahari bersinar terang, tapi udara yang dirasakan masih berada di kisaran belasan. Suasana yang sangat nyaman untuk melakukan perjalanan di luar rumah seperti bersepeda ataupun berjalan kaki.

No comments:

Post a Comment