Special Report ~ Akihabara, Altar Suci Budaya Pop Jepang
Aku bukan orang religius. Tentang keberadaan Tuhan pun, kalau ditanya kadang aku masih menjawab, "Nggak tahu." Tapi minggu ini, aku mendapatkan bukti bahwa Tuhan ada dan telah menurunkan berkat, rahmat, taufik, dan hidayahnya kepadaku. Whatever all of that means. Ceritanya begini, sudara-sudara...
Seperti yang sudah kukatakan di sini, Senin lalu aku dikirim untuk dinas ke Tokyo. Itulah enaknya kerja di tempatku. Dalam setahun, biasanya ada aja satu-dua kesempatan ke luar negeri selama beberapa hari. Tentunya urusan kerja, dan jadwalnya seringkali padat banget.
Namun, mengingat sifat pekerjaan yang kulakukan berkaitan dengan hubungan baik antara budaya-budaya berbeda, para pengundang di luar negeri sana biasanya berbaik hati menyelipkan kunjungan sosial ke berbagai tempat ikonik di kota mereka. Tahun lalu, sewaktu aku diundang ke Taipei, aku dibawa berkunjung ke National Museum yang kereeeen banget. (Kalah deh museum kita!) Dan sewaktu ke Kuala Lumpur, aku diajak ke Suria KLCC dan Petronas Twin Tower. Jadi waktu mendapat undangan ke Tokyo, aku nebaknya paling diajak berkunjung ke Tokyo Tower.
Dan kuasa Tuhan bekerja, sudara-sudara. Para Mbak-mbak dan Mas-mas keren di Tokyo Metropolitan Government ternyata nggak mengajak aku berkunjung ke Tokyo Tower, tapi ke Akihabara.
Aku kira aku salah baca waktu I-san, liaison officer-ku, bilang ke mana kita akan berkunjung. I was like, "Akihabara? Altar Suci Budaya Pop Jepang? OMGWTFBBQ!"
I-san nggak bohong, nggak juga salah omong. Kita ke Akihabara dan berkunjung ke Anime Centerdi Akihabara Crossfield, danYodobashi Akiba, sebuah toko elektronik dan game yang top di sana. Di sana, berulang kali aku memandang kagum pada tumpukan-tumpukan artefak merchandise original nan sakral, memotret-motret keadiluhungan budaya Jepang kayak monyet sirkus baru belajar make kamera, dan terus memanjatkan doa syukur kepada Sang Maha Meng-Otaku-i.
Perjalananku bermula dari rangkaian gudebook yang diberikan I-san. Yang akhirnya nggak kupake juga, karena aku buta arah. Akhirnya aku mengandalkan I-san dan para LO lain untuk jalan-jalan. Dan ternyata I-san sama buta arahnya dengan aku. Hehehe.
Jadilah aku harus lari-lari sedikit biar nggak ketinggalan dan nyasar. Aku sebetulnya sempat lihat beberapa cosplayer. Sayangnya nggak ada yang sempat kuambil fotonya, saking sibuknya lari-lari biar nggak ditinggal.
Tapi untungnya, kita cepat menemukan bangunan yang kita cari. Akihabara Crossfield, dimana terletak Anime Center, pusat anime Jepang. Di sana aku bertemu dengan beberapa wajah yang sangat, sangat familiar, di samping ini. Dan untungnya kali ini aku bisa mengambil foto mereka.
Doraemon sama Pikachu kayak lagi lapar nggak sih? Aku nyoba ngasih makan mereka, tapi I-san bilang, dalam bahasa Jepang tentu, "Do not feed the animals."Kawaiso na...~
Dan kalau ada yang memperhatikan kaki dan hotpantsitem di atas kepala pikachu, ituAstro Boy, lagi minta makan ke orang yang ada di sebelah sono. Dan orang itu berhasil ngibulin pengawas untuk ngelempar satu kapsul blue energy untuk si robot.
Berikutnya kita ketemu sama bokapnyaBakabon. Kayaknya dia nyambi di Anime Center jadi tukang bersih-bersih di kandang Doraemon sama Pikachu. Either that, atau dia terhitung hewan koleksi Anime Center. Petugas yang kutanyai menjawab, "No commento da!"
Jalan sebentar, aku ketemu trioYuRiPa... eh, bukan, trio PR Anime Center yang nampang pas di belakang kandang Pikachu dan Doraemon. Nggak jauh dari bokapnya Bakabon. Sambutlah tiga cewek cantik... Saber, Maid yang Aku Ga Tau Namanya, dan Rei Ayanami!!!
Kayaknya bokap si Bakabon pake curi-curi pandang ke arah mereka bertiga nih, ehem, ehem, ehem! Insyaf Pak! Dah punya anak dan istri juga!
Bokap Bakabon menjawab, "Lha, istri kan maksimal 4! Saya punya satu, terus itu ada tiga. Pas kan?"
SWT. Jadi mau poligami nih ceritanya?
"Ya iyalah! Saya kan anggota Klub Poligami! Platinum Member lagi! Mau lihat kartu bukti keperkasaan saya?"
Pas denger itu, ASIMO aja sampe facepalm, wkwkwkw....
Lepas dari bokap si Bakabon, Aku ketemu sama Asuka, lagi jaga stan merchandiseEvangelion. Aku dan I-san bilang mau ke Yodobashi, dan dia mau ikut karena pengen ketemu partnernya yang berkeliaran di sana. Okaaay... menuruti amanat Asuka, aku dan I-san mengajaknya bergabung. Kami jalan sebentar, dengan sedikit acara nyasar dan pusing, sampai akhirnya tiba di Yodobashi Akiba. Yodobashi sebenernya nama toko kamera terkenal yang ada di bangunan itu. Mungkin karena terkenalnya itu mereka akhirnya memakai namanya untuk nama bangunan, atau memang bangunan itu yang punya Yodobashi, entahlah.
Yang jelas bentuk situs suci itu kayak di bawah ini...
Anyway, aku dan I-san masuk, dan tebak apa yang ada di dalamnya? Artefak-artefak suci semacam ini...
...atau ini...
...atau ini...
Atau INI...!!!
UOOOH, PATUNG DEWA GUNDAM!!!
Sebentar kemudian, Asuka berganti baju. Ketika aku dan I-san bertanya, "Kenapa?" dia menjawab kalau dia sebenarnya adalah satu dari dua arkeolog yang bekerja keras untuk menjaga situs suci ini dari tangan-tangan jahil. Dia lalu memperkenalkan aku pada pertnernya, yaitu...
Kaworu! Aaaaa~h!
Sayangnya pertemuanku dengan Kaworu agak singkat, karena setelah itu aku dan I-san dimarahin sama Mas-mas penjaga toko yang bilang kalau sebetulnya aku ga boleh mengambil foto. Jadi, keluarlah jurus silat Langkah Seribu Bayangan, yang membawaku bertemu dengan...
Cloud dan Sephiroth yang buka lapak untuk menjual memorabilia / aksesoris bekas pakai mereka. Yang aku lihat disini, ada cincinnya Sephiroth, cincin Cloudy Wolfnya Cloud, pin ShinRa (kayaknya bekas pake Cloud pas jadi Soldier,) daaaaan, yang nggak kefoto disini, Eau de Cloud Strife!
I swear I am not making that up. Parfum Cloud. Mungkin parfum dari keringatnya Cloud. (Gila, jantan banget!) Serious. Really!
Sampe segitunya kegilaan otaku Jepang...
Sayang Cloud mengancam akan ngelapor ke Mas-mas yang ngelarang aku motret tadi kalau aku nekad motret parfum keringatnya. Jadi ya, terpaksa deh. Cabut.
Akhirnya aku meninggalkan Altar Suci Akihabara, tapi pengembaraanku belum selesai. Aku janji sama adikku untuk mengintip apakah benar di puncak Tokyo Metropolitan Government Building bener-bener ada hidden boss Beelzebub atau tidak, seperti di game Megami Tensei Online. Jadilah aku minta I-san membawaku ke lantai 45, dan yang kutemukan di sana adalah sebuah restoran Italia,observation deck dimana aku bisa mengambil foto Shinjuku di waktu malam, dan...
Toy Park.
Ada yang mau teriak, "TOKO MAINAN!?!?!?! Di PUNCAK BANGUNAN PEMERINTAH?!?!?! Boong!!!" Silakan teriak. Sayangnya, ini bener. Bukan hasil Photoshop. Di Puncak TMG Building ada Toy Park. Toko mainan, yang--mengingat ini di Jepang--menjual merchandise anime.
The Japanese really take their toys seriously, don't they?
Aku kembali ke kamar hotelku dengan bersenang hati karena dua hal. Pertama, aku berhasil menculik Vivi Ornitier dari Akihabara. Dan mulai sekarang dia bakalan tinggal sama aku sebagai maskot ponselku. Ini fotonya, lagi menikmati tidur di atas batik Indonesia.
Hal kedua yang membatku senang adalah karena aku berhasil mendapatkan merchandise Final Fantasy XIII asli, berupa tempat kartu nama dan Zippo Lighter yang dikasih lambang tato l'Cie yang super cool.
Tempat kartu namanya buatku. Zipponya buat pacarku.
Fotonya buat pemampir blog ini.
Fotonya buat pemampir blog ini.
(Silakan ngiler.)
Tapi aku juga punya oleh-oleh spesial untuk para pemampir. Mau tahu apa? Ini.
Fotoku yang kuambil sendiri pakai cermin hotel, pada malam terakhir sebelum aku pulang. Heh. Sekarang udah pada tahu tampangku kayak apa, kan? Pas lagi ga dandan, pake piyama, dan ga lagi di-Photoshop.Pleaseeee jangan ada yang salah nyangka aku cowok lagi...!!!
Okay then, sekian oleh-olehku dari Akihabara. Mohon maaf karena update yang terlambat. Sampai minggu depan!
Luz Balthasaar
No comments:
Post a Comment