SingaporeTrip Part1 (Ticket only 45,000 IDR/person)
in singapore Tags: night safari
Berbekal tiket promo Air Asia hasil hunting 23 Maret 2009 akhirnya saya bisa mengabulkan keinginan Reyhan untuk melihat Afiliasi Sekolahnya di Singapura. Harga promo yang saya dapat adalah Rp. 45.000/orang (exclude tax, etc). Dan berikut adalah rincian harga setelah kena pajak, biaya administrasi dan pembelian layanan bagasi :BDO Fri 02 Oct 2009, 1110 hrs SIN Fri 02 Oct 2009, 1340 hrs
SIN Sun 04 Oct 2009, 1415 hrs BDO Sun 04 Oct 2009, 1450 hrs
Flight
2 Guest 180,000.00 RP
Airport Tax 440,000.00 RP
Administration Fee 280,000.00 RP
Sub Total 900,000.00 RP
Services & Fees
Supersize Regular (up to15KG) 60,000.00 RP
GoInsure Premium 98,000.00 RP
Sub Total 158,000.00 RP
Total Amount 1,058,000.00 RP
Alhamdulillah pesawat AA yang kami tumpangi landing dengan selamat dan tepat waktu. Ini adalah kali pertama Reyhan ke Singapore (bagi saya ini sudah yang ke sekian kalinya). Jadi wajar bila Rey sangat terkesan dengan keindahan Changi. Dia terlihat takjub, hingga tatapannya ‘menyapu’ segala sesuatu dihadapannya. “kenapa bandara Indonesia kok paling jelek ya mami?” tanya Rey polos, “ya karena pemerintah Indonesia gak niat aja bikin yang bagus, karena kalo mau kan pasti bisa” jawabku sedikit kesal karena memang secara nyata kita makin tetinggal jauh oleh negara tetangga. Bukan hanya bandara yang terkalahkan tapi kualitas pendidikan juga makin terpuruk hikzzz, sementara biaya membumbung tinggi makin tak terjangkau. Ingin rasanya mengumpat “Apa sih kerja kalian hey para pemimpin, kebanyakan tidur atau terlalu ‘serius’ memperkaya diri sendiri” batin saya makin gemes.
Pengambilan bagasi sudah beres, kami langsung menuju terminal bus dengan tujuan orchard di lantai basement. Hanya memakan waktu kurang lebih 45 menit kami tiba di Lucky Plaza apartemen dimana kami akan menginap 2 malam. Langsung saya menelepon si pemilik apartemen (orang Indonesia) untuk mengabarkan bahwa saya telah ada di lantai dasar. Tak lama pekerja rumah tangganya datang dan menemani kami ke lantai 9.
Sore itu setelah beres urusan check in, saya dan Reyhan makan dulu di food court Lucky Plaza lalu langsung menuju Tourist Information Centre (TIC) yang tak jauh dari situ, dengan berjalan kaki sekitar 10 menit. Kami bertanya tentang atraksi apa yang bisa dilihat malam hari, petugas TIC yang berdarah melayu itu menyarankan agar kami mendatangi Night Safari.
Night Safari yang diresmikan tahun 1994 merupakan the world’s first wildlife park yang dibangun di hutan yang masih alami khusus untuk dinikmati pada waktu malam. Taman itu bukanlah kebun binatang biasa karena dihuni oleh binatang malam mewakili 3 benua yaitu : Asia, Afrika dan Amerika selatan seperti : burung hantu, berang-berang, serval (kucing afrika), dan musang. Dibangun diatas 40 hektare hutan, Night Safari akan memberikan pengalaman unik bagi para pengunjung dengan mengeksplorasi kehidupan alam liar di hutan tropis pada malam hari. Menggunakan teknik pencahayaan yang menakjubkan, pengunjung dapat melihat lebih dari 1.000 ekor binatang dari 100 spesies dalam kandang alaminya. Konon karena lampu ini, nyamuk-nyamuk tak ada di sini.
Saya memutuskan untuk naik taksi menuju Night safari karena mengejar waktu. Dengan biaya SGD 42. Night Safari yang terletak di Mandai Road, sebelah utara Singapura membutuhkan waktu tempuh hanya setengah jam dari orchard road.
Sangat kebetulan malam itu tengah diadakan Halloween Party yang semakin membuat Reyhan riang saat membaca pengumuman itu terpasang di pintu masuk. Saya membeli tiket masuk Park Hoppers senilai SGD 45 (dewasa) dan SGD 22,50 (anak-anak), artinya untuk 3 destinasi yaitu Night safari, Zoo dan Bird Park.
Sebelum memasuki hutan, saya dan Reyhan berfoto dulu dengan para ‘hantu’ yang berkeliaran disitu. Ada vampir, drakula, nenek sihir, dll. Puas berfoto kami antri di pintu masuk yang ternyata telah penuh sesak. Terlihat begitu banyak turis asing mengantri. Sungguh pemandangan kontras dengan kebun binatang di Indonesia yang hanya diminati oleh wisatawan lokal.
Dengan menggunakan kereta kami semua duduk dan tidak diperbolehkan memotret karena lampu kamera akan membuat kaget para satwa dan membahayakan diri kita sendiri bila mereka lalu menyergap. Satwa itu terasa berada sangat dekat dengan kami karena hanya dibatasi oleh semacam aliran sungai buatan dengan kereta yang kami tumpangi. Tak ada pagar berduri, namun terlihat di bibir sungai ada semacam kabel yang menurut hemat saya sebagai ‘pagar’ listrik. Itulah kehebatan Singapore, membuat kebun binatang saja dipikir secara detail. Selain itu selama perjalanan di hutan tersebut tak terlihat ada secuil sampahpun (walau malam tapi sinar lampu cukup terang memperlihatkan hal itu), dan tak ada pula aroma tak sedap layaknya kebun binatang di Indonesia. Ah….. makin iri saya dengan kecerdasan dan keseriusan pemerintah Singapore dalam menangani pariwisatanya.
Eksplorasi di dalam hutan usai kami beralih menuju souvenir shop. Rey membeli beberapa barang yang dia sukai. Dan ketika waktu menunjukan pukul 22.00 kami segera menuju pemberhentian bus (ada shuttle menuju orchard) yang harganya hanya SGD 8/orang. Sambil menunggu bus kami makan sandwich yang tadi kami beli di Lucky Plaza.
Pukul 23.00 kami sampai di apartemen, beristirahat agar badan kembali fit karena besok pagi kami akan mengunjungi afiliasi sekolah Reyhan dan dilanjutkan ke Singapore zoo (lokasi di sebelah Night Safari)
No comments:
Post a Comment