Search This Blog

Wednesday, January 11, 2012

Mensyukuri nikmat yang Allah

BRUSSEL

Driver Handal
Atonium Brussel
30 Maret 2011, kami meluncur dari Amsterdam tepatnya dari café Jerusalem sekitar pukul 3 siang, 1 jam lebih lambat dari yang direncanakan. Saya janjian dengan Mrs.Berry istrinya Mr.Hani di Jerusalem café karena semalam 2 koper besar saya sudah di angkut Mr.Hani kesini dengan mobilnya agar saya dan Reyhan tak kepayahan saat menyeretnya dari hotel menuju café.
Mrs.Berry sengaja pulang cepat dari tempat kerjanya untuk mengantar kami ke Brussel. Alhamdulillah kami mendapat kemudahan demi kemudahan selama Euro Trip ini. Hujan cukup deras membuat jalanan padat terlebih saat itu merupakan jam pulang kantor.  Mrs.Berry bercerita bahwa di Amsterdam dan di kota-kota Eropa pada umumnya jam kerja sampai pukul 3 siang. Toko-toko tutup pukul 6 sore, hanya café dan resto yang buka sepanjang malam. Karena kebiasaan mereka di malam hari setelah lelah bekerja adalah hang out di café hingga larut sekedar refresh atau berbicara tentang bisnis bersama rekan bisnis atau keluarga.
Waktu tempuh Amsterdam-Brussel bila tidak macet menurut Mrs.Berry tidak lebih dari 2 jam tapi karena hari itu hujan deras pada peak hour pula maka kemacetan tak bisa dihindari. Duh jadi kebayang kalau saya jadi menggunakan Eurolines bus (rencana semula), bisa-bisa hanya numpang lewat di Brussel tanpa melihat apapun. Saya bersyukur dengan pilihan menyewa mobil Mr.Hani yang dikendarai oleh sopir handal pula, membuat saya cukup nyaman tanpa harus capek dan terlindung dari hujan.
Selama perjalanan kami bicara tentang banyak hal, mulai kondisi sosial, ekonomi, teknologi juga cerita ringan tentang keluarga kami masing-masing. Satu hal yang menjadi perhatian saya setiap menemui traffic light adalah mencari dimana letak kamera perekam yang bisa mendeteksi pelanggaran lalu lintas si pengguna jalan. Tiap traffic light pasti dipasangi alat ini. Penempatannya ternyata bervariasi, ada yang di sisi paling atas tiang lampu, ada pula yang berada di tengah tiang. Alat jitu untuk menghukum si ‘nakal’ di jalanan kata Mrs.Berry. Saat itu kita tak akan secara langsung ‘dihakimi’ tapi tunggu saja di rumah akan ada surat denda yang wajib di bayar terhadap pelanggaran yang telah kita lakukan.
Manneken Piss, si kecil yang pipis sembarangan
hujan2 @manneken piss
grand place
Hujan masih mengguyur saat kami memasuki kota Brussel, hal ini sedikit menggangu acara saya yang hendak menuju Atonium salah satu landmark kota Brussel. Atonium dibangun pada tahun 1958 dengan tinggi 102 meter. Terdapat 9 bola berdiameter18 meter yang dilapisi alumunium sehingga terlihat indah dan terkesan modern. Bola-bola itu dihubungkan oleh pipa baja yang didalamnya terdapat terowongan. Saya tak dapat masuk ke dalam karena telah tutup jadi cukup berfoto dan langsung menuju pusat kota tempat si manneken piss berada. Saya sangat penasaran dengan patung anak kecil ‘pipis’ yang sangat mendunia ini.
Manneken Piss adalah ikon ibu kota Belgia yaitu berupa patung anak kecil pipis memancar ke kolam. Awalnya tahun 1388 patung ini terbuat dari batu namun hilang dicuri sehingga pada 13 Agustus  1691 pemerintah menugaskan Jerome Duquesnoy membuat patung yang sama dari perunggu. Tinggi si anak kecil hitam ini hanya 61 cm (mungil banget kan), lokasinya juga tidak di pusat keramaian, melainkan hanya di sebuah gang di sudut pertemuan jalan Rue de Chene dan Rue de I’Etuve.
Asal-usul manneken piss sendiri memiliki beberapa versi, diantaranya menggambarkan anak seorang pedagang kaya raya, cerita lainnya adalah anak seorang ibu yang hilang saat si ibu sedang berbelanja, dan versi lainnya lagi adalah anak kecil yang mampu melepas sekering bom dengan air kencingnya. Ah…..saya tak tahu mana yang benar dan tak berkepentingan untuk mencari kebenarannya. Yang pasti rasa kepenasaran saya terpuaskan sudah.
Wafel dan coklat Brussel, yummy……..
wafel-nya wenaaaaak
with Mrs.Berry sang driver handal
Langit mulai gelap, otak saya tiba-tiba mengirim pesan ke mata, lidah dan hidung  sehingga terasa ‘ngiler’ saat mencium aroma wafel di kiri-kanan jalan seputar Grand Place. Grand Place adalah alun-alun ibu kota Uni Eropa ini, dikelilingi bangunan tua nan cantik yang menjulang tinggi. Sayang sungguh sayang hujan tak kunjung reda sehingga saya tak bisa optimal mengambil foto. Akhirnya payung yang saya bawa dari Bandung terkibar juga, hal ini saya persiapkan agar kondisi apapun tak menggangu acara traveling kami. Bisa saja saya membeli payung disini tapi harus siap dengan harga 7-10 euro, jiaaaah….enggak la yaw hehehe.
Grand Place sering dimanfaatkan untuk festival budaya dan menjadi salah satu objek wisata yang diminati turis, padahal dulunya merupakan lokasi eksekusi para pesakitan. Ada 3 bangunan utama disini yaitu Balai kota, wisma raja dan gedung perniagaan.
Wafel Brussel wenaaaaaak tenaaaaan (keluar deh ndesonya), belum pernah saya makan wafel seenak ini sebelumnya hehehe sehingga begitu excited merasakan sensasi ditiap gigitannya. Tak perlu waktu yang lama untuk menghabiskan 1 buah wafel berlapis coklat putih di tangan saya saat itu sehingga acara selanjutnya adalah membeli coklat khas Brussel yang terkenal nyam nyam juga.
Asiknya tidur bareng bekpeker bule di Zaventen Airport
pengalaman pertama tidur di airport
bangun tidur menjelang cek in @zaventen airport
Jadwal penerbangan kami menuju Berlin adalah tanggal 31 Maret 2011 pukul 8 pagi, hal ini membuat saya memutuskan untuk bermalam di Airport. Ternyata kami tak sendiri karena banyak bekpeker bule dengan tas ransel segede gambreng, gak kebayang kalo saya yang harus menggendongnya, bakal langsung jadi nenek bongkok deh hahaha.
Pukul 10 malam kami sampai di Zaventen. Sebelum pulang Mrs.Berry saya ajak foto bersama, saling bertukar alamat email dan nomor telepon lalu say bye. “thanks a lot and my best regard for your family, especially Mr.Hani” ucapku sambil menjabat tangannya, “You’re welcome and please coming again next year” balasnya dengan ceria. Bahagiaku tak terkira mengenal kalian, InsyaAllah kita akan bertemu lagi.
Saat Mrs.Berry hilang dari pandangan, bergegas saya mencari tempat duduk yang nyaman untuk tidur. Ada beberapa pilihan, ujung sebelah kanan, sebelah kiri atau ditengah. Saya datangi satu persatu untuk membandingkan tingkat kenyamanannya cieeeeee berlagak di hotel aja ya hahaha. Akhirnya saya memutuskan posisi kursi di tengah dengan pertimbangan tidak terlampau dekat dengan AC dan keluasan pandangan pada semua sudut untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan. Bismillah, saya dan Rey duduk dan menyusun tas serta mengikatnya sedemikian rupa hingga saling terhubung dengan berujung ikatan ke kaki saya agar bila satu tas saja bergerak maka otomatis akan menggerakkan kaki saya. Upaya pengamanan selesai selanjutnya adalah meniup travel pillow yang memang kami bawa dari rumah.
zaventen airport
upaya pengamanan koper sebelum tidur
Malam kian larut, saya lihat kursi makin dipenuhi traveler cerdas seperti saya (memuji diri sendiri xixixi) yang memutuskan menginap agar tidak ketinggalan penerbangan di pagi hari. Inilah pengalaman pertama saya dan Rey bermalam di bandara, sebelumnya saya hanya membaca kisah para bekpeker yang sering melakukan hal ini. Jadi akan tercatat dalam sejarah petualangan kami bahwa Zaventen Brussel International Airport menjadi the 1st airport where we stay a whole night. Dan yang membuat saya makin bersyukur adalah, my little traveler bisa tidur pulas dengan kondisi minim ini. Padahal selama hidupnya dia belum pernah merasakan ‘kekurangan’ namun bisa beradaptasi dengan cepat tanpa mengeluh sedikitpun. Semoga ini bisa menjadi pembelajaran dan tertanam dalam jiwanya, bahwa kita sebagai manusia harus siap dengan segala situasi dan mensyukuri sekecil apapun nikmat yang Allah SWT berikan. Bukankah tidur pulas dalam kondisi serba minim ini adalah nikmat tak terkira???.
Pembelajaran buat Reyhan :
-          Segala sesuatu yang dipersiapkan dengan matang akan memiliki sedikit resiko keburukan. Misal : saya membawa payung agar terlindung dari hujan sehingga resiko sakit menjadi minim. Selain itu penghematan karena harga payung di Eropa mahal
-          Mampu beradaptasi saat keluar dari zona nyaman. Misal : harus tidur di airport dengan duduk atau tiduran di kursi

-          Bersyukur terhadap nikmatNya sekecil apapun. Misal : bisa tidur pulas di airport

No comments:

Post a Comment