BERLIN
in EuroTrip 2011 Tags: Brandenburger Tor, Grünbergallee, hitler, Holocaust Memorial, Legoland, Olympic Stadium, Potsdamer Platz, Reichstag, Sea life, Sony Centre, tembok Berlin
Merasakan atmosfir kebengisan Hitler Leonardo Airport Hotel Schonefeld adalah tempat kami menginap selama 2 malam di Berlin. Hotel ini hanya 5 menit perjalanan menggunakan taksi dari Schoenefeld Airport. Sengaja saya memilih hotel ini karena penerbangan kami selanjutnya menuju Paris juga take off dari bandara yang sama.
Selain dekat bandara, hanya sekitar 200 meter dari hotel terdapat Grünbergallee S-Bahn train station yang memudahkan kami untuk menuju kota karena selama di Berlin transportasi yang kami gunakan adalah U Bahn dan S-bahn (sebutan kereta bawah tanahnya Berlin).
Kami sampai di hotel 31 Maret 2011 pukul 10.00 dan belum saatnya untuk cek in jadi saya hanya menitipkan koper lalu langsung menuju Grünbergallee S-Bahn train station, membeli tiket 1 day travel seharga €6,3/adult dan €4,5/child. Tujuan pertama kami adalah Brandenburger Tor yang versi Britishnya adalah Brandenburg Gate. Bangunan ini adalah landmark kota Berlin karena merupakan simbol bersatunya Jerman Barat dan Jerman Timur. Dan bila kita melihat mata uang Euro, koin pecahan 10 sen, 20 sen dan 50 sen terpampang gambar bangunan ini.
Bertujuan mengetahui sejarah Jerman lebih detail maka saya memutuskan untuk menyewa seorang guide. Dengan menaiki semacam ‘becak’ (sebutan saya saja terhadap salah satu alat transportasi untuk city tour Berlin) mulailah saya seolah berada pada masa kebengisan Hitler. Penindasan zaman nazi yang dikenal dengan sebutan Holokus telah mengakibatkan pembunuhan terhadap lebih dari 11 juta orang yang 6 juta diantaranya adalah orang yahudi.
Becak mulai melaju dari Brandenburger Tor, si guide menjelaskan bahwa bangunan ini merupakan satu-satunya gerbang yang tersisa (dulunya merupakan pintu masuk ke Berlin). Pembangunannya diprakarsai oleh Friedrich Wilhelm II sebagai simbol perdamaian dan dibangun oleh Carl Gotthard Langhans dari tahun 1788 sampai 1791. Gerbang ini terdiri dari 12 kolom Doric, yang masing masing sisi dibagi 6, membentuk 5 jalan masuk untuk mobilitas penduduk. Di atas gerbang terdapat patung dewi Victoria yaitu dewi kemenangan dalam mitos Yunani kuno yang mengendarai Quadriga.
Tahun 1961, ketika tembok Berlin di bangun karena adanya perang dingin mengenai wilayah kekuasaan. Berlin timur di bawah pemerintahan komunis sedangkan Berlin barat demokratis, membuat banyak keluarga terpisah. Warga tidak bisa lagi dengan bebas memasuki wilayah yang terpisahkan oleh tembok sepanjang 165 km dengan tinggi 3,6 m ini. Pada 12 Juni 1987 Presiden AS Ronald Reagan berbicara kepada warga Berlin Barat di gerbang Branderburg yang menuntut pembukaan tembok Berlin kepada Sekretaris Jenderal Mikhail Gorbachev. Reagan mengatakan : “Sekretaris Jenderal Gorbachev, bila anda mencari perdamaian, bila anda mencari kemakmuran Uni Soviet dan Eropa Timur, Bila anda mencari kebebasan : datanglah ke gerbang ini! Tuan Gorbachev bukalah gerbang ini! Tuan Gorbachev runtuhkan tembok ini!” (sumber : Wikipedia)
Tahun 1989 saat terjadi revolusi dan tembok berlin runtuh maka Branderburger tor merupakan simbol persatuan Berlin. 22 Desember 1989 gerbang dibuka, Helmut Kohl kanselir Jerman Barat berjalan melaluinya dan disambut oleh hans Modrow Perdana Menteri Jerman Timur. Setelah diperbaiki dengan biaya 6 juta dolar US maka gerbang ditutup untuk lalu lintas kendaraan dan menjadi zona pejalan kaki.
Becak melaju lagi, si guide menunjukan pada saya bekas tembok berlin dulunya tepat berdiri. Tanda yang ada di jalanan aspal itu sengaja dibiarkan tampak sehingga kami seakan merasakan bagaimana saat itu warga Berlin dipisahkan oleh tembok tersebut. Becak terus dikayuh dan singgah ke gedung parlemen Jerman yaitu Reichstag. Berbalik arah menuju ke Holocaust Memorial yang merupakan bunker pembunuhan kebengisan Adolf Hitler, luasnya sekitar setengah lapangan bola ukuran international. Kotak kotak kubus dari beton yang resmi dibuka pada Mei 2005, genap 60 tahun jatuhnya rezim Nazi ini menyiratkan suasana yang hampa, lengang dan dingin walau lokasinya kini berada di jantung kota Berlin. Permukaan tanah dibuat bergelombang, kian ke tengah kian dalam, sehingga kubus-kubus yang jumlahnya sebanyak 2700 dibangun makin tinggi . Kubus-kubus ini didesain oleh arsitek Peter Eisenmann asal Amerika.
Ditawari jadi model
Ealah dalah…. Di tengah perjalanan mengantar kami ke tempat-tempat bersejarah, si pemandu wisata yang saya lupa namanya itu tiba-tiba nyeletuk menawari saya untuk menjadi model di Berlin, :”you have a good perform and beautiful asia face, do you want to be a model in berlin? I know a lot of model agency owner, I think they will like you”. “hohoho ni bule ngire gue mau jadi imigran gelap kali yak” batin saya. Sambil nyengir jawab aja tak tertarik karena di Indonesia saya adalah karyawan salah satu perusahaan pemerintah. “ups pardon, I thing you’re a model in your country”. Haiyaaaaaah ini persis calo-calo model yang biasa menawari hal yang sama saat saya jalan-jalan di Jakarta maupun Bandung. Di negri sendiri aja ga tertarik ngapain jauh-jauh harus lakukan itu di Berlin yak hehehe. Bahkan Reyhan kalau ditawari oleh para pencari bakat selalu tegas menggeleng dan berbisik pada saya, “Reyhan maunya jadi ilmuwan mami, bukan jadi artis atau model”. Hmmm….itulah Reyhan, sudah punya pilihan sendiri walau anak-anak Indonesia saat ini seolah ‘berebut’ menjadi ‘bintang TV’. Bagi saya performance yang stylish atau modis tak harus dimiliki oleh seorang model atau artis, siapapun bisa melakukannya sesuai taste dan kepribadian masing-masing. Seperti saya yang menyukai tampilan ‘beda’ bukan untuk menarik perhatian orang lain tapi karena itulah yang menggambarkan kepribadian dan saya comfortable memakainya.
Lego bricksnya buanyaaaaak…….
Legoland adalah perusahaan yang dikelola oleh Merlin Entertainments Group (perusahaan Inggris) yang telah membuka cabang di beberapa negara diantaranya, Jerman, Amerika dan Denmark. Saya telah membeli tiket masuk secara online dengan harga promo diskon 50 % menjadi sebesar €15.13 untuk : 1 Adult (12+ years) dan 1 Child (3-11 years) .
Reyhan yang biasa minta dibelikan LEGO bricks sebagai hadiah bila mendapat nilai baik saat pembagian rapor kini bisa bermain ribuan bahkan mungkin jutaan lego bricks yang telah disusun menjadi beraneka bentuk, diantaranya gedung-gedung bersejarah Berlin yang ditata di atas sebuah meja . ‘Miniatur kota’ ini dibuat sedemikian rupa dalam suasana siang maupun malam, “kereeeeeen” teriak Reyhan. Kalau siang kotanya akan terlihat terang lengkap dengan lalu lintasnya yang ramai. Mobil-mobil bisa dijalankan dengan menekan tombol yang ada. Bila ‘penampilan’ malam maka kota berubah menjadi gelap dengan lampu-lampu di gedungnya, terdengar pula suara musik seolah tengah adanya konser di gedung Philharmonie. (Duh jadi berpikir kapan ya Legoland ada di Indonesia). Selain miniatur kota, ada Pirates, Batman, Cheetah dan lain-lain. Ada juga arena khusus dimana terdapat bricks yang bisa dimainkan mulai dari DUPLO untuk bayi sampai BIONICLE dan EXOFORCE untuk anak-anak/remaja. Rey sampai terlihat bingung mau main yang mana karena saking banyaknya hahaha. Permainan ini merupakan kesukaan Rey sejak kecil. Balok-balok mungil dari plastik yang berwarna-warni itu dibentuk sesuai keinginan. Panjang-pendek, besar-kecil, dipasang lalu dilepas, pasang lagi, dan seterusnya. Permainan ini berguna untuk merangsang daya imajinasi dan kreativitas sehingga wisata ini sangat diminati oleh anak-anak, remaja bahkan orang tua.
Setelah puas bermain kami menuju 4D Kino yang menjadi satu paket dalam tiket Legoland. Disini kami menonton film 4 dimensi tentang petualangan si Kino yang berhasil menyelamatkan sebuah paket dari incaran para penjahat. Semua tokoh dan barang yang ada di film terbuat dari Lego bricks. Usai nonton Rey membeli cukup banyak Lego yang belum dia miliki.
AquaDom & SEA LIFE
Saya juga telah membeli tiketnya via online dengan harga promo diskon 50% menjadi €18.90 untuk : 1 Adult (15-59 years) dan 1 Child (3-14 years). Sea life adalah tempat Paul si Gurita yang kerap jitu meramal saat Piala Dunia 2010 sebelum akhirnya mati pada 26 Oktober 2010 pada usia 2,5 tahun. Masih teringat oleh kita kepiawaian Paul Dalam Piala Dunia 2010. Ada enam pertandingan yang berhasil ditebak oleh Paul. Dia tepat meramal kemenangan Spanyol 1-0 melawan Jerman di semi final. Saat Jerman membungkam Argentina juga sesuai dengan ramalannya. Sedangkan di partai final, Paul juga sukses meramal kemenangan Spanyol atas Belanda. Paul saat itu hanya duduk di sebuah kotak yang ditandai dengan bendera Spanyol beberapa menit sebelum mengambil sebutir kerang dan melahapnya. Paul Si Gurita mengabaikan kotak yang ditandai dengan bendera Belanda. Hal tersebut menyiratkan Paul Si Gurita memilih Spanyol bakal menjuarai Piala Dunia 2010. Wah…..saya begitu mengenal sosok gurita ini karena memang gemar nonton Piala Dunia saat itu hahaha.
Sealife pada umumnya hampir sama dengan akuarium air laut lainnya seperti Ocean Park di Hongkong, Ocean World Bangkok, juga Sea Worldnya Jakarta. Satu hal saja yang membedakan Sealife yaitu adanya beberapa akuarium terbuka yang didalamnya hidup binatang dan tumbuhan laut dan kita boleh menyentuhnya, hanya menyentuh tapi tak boleh mengambil atau mengangkatnya keluar dari akuarium. Akuarium tersebut hanya setinggi perut Rey sehingga anak-anak bisa puas melihat dan bergantian menyentuh. Saya dan Rey juga mencoba menyentuh, badan binatang-binatang itu terasa kenyal jadi membuat saya kegelian hehehe.
Potsdamer Platz
Adalah pusat kotanya Berlin. Disini ada pertokoan, Sony Center, Daimler Benz (perusahaan mobil terbesar di Jerman dengan merek Mercedes Benz), gedung sinema, teater dan ada pula bekas reruntuhan tembok Berlin yang dipenuhi lukisan (disebut :east side gallery). Lukisan-lukisan yang selesai dikerjakan pada 2009 itu menimpa coretan-coretan lama. Mulai dari lukisan abstrak matahari terbelenggu rantai hingga tulisan-tulisan Politik. Reruntuhan ini selalu ramai dijadikan tempat berfoto para turis.
Kami makan siang di food courtnya Sony Centre. Menikmati suasana sore dengan santapan hangat pilihan Reyhan yaitu Ramen (halah kok masakan jepang yak). Ditengah cuaca dingin menyantap mie kuah lengkap dengan sayuran segar dan sea food ternyata asik juga dan membuat lidah kami tak henti bergoyang (bukan goyang dangdut lho xixixi).
Waktu menjelang sore saat kami selesai makan, saya meminta persetujuan Reyhan untuk masuk ke pertokoan di Potsdamer Platz Arkaden. Rey mengangguk dengan syarat ke Sony Centre dulu. Ok deh saya manut dan berjalanlah kami menuju Sony Centre. Di Sony Centre Rey hampir tak ingin beranjak keluar. Melihat produk elektronik mulai kamera, laptop, ponsel, Play Station membuat dia betaaaaaaah tapi bikin saya beteeeee. Apalagi rey mencoba main PS3 yang 3 Dimensi makin bikin mata saya berat berasa dikasi beban 2 ton (lebaaay). Daripada ngorok di kursi sebelah PS3 yang Rey mainkan saya akhirnya memutuskan melihat-lihat barang lain saja. Hampir saja saya ‘terpikat’ oleh kamera yang sedang promo 70 % tapi kok untuk barang beginian saya selalu berhitung puluhan kali untuk membeli, beda halnya kalau produk fashion pasti langsung saya sambeeeeer huehehe.
Akhirnya setelah saya ngomel Rey menghentikan permainannya dan kami langsung keluar menuju Potsdamer Platz Arkaden. Sambil jalan saya amati anak muda Berlin yang sedang asik nongkrong di bangku-bangku depan pertokoan. Tak ada yang istimewa dari penampilannya, “masih menarik orang London” batin saya.
Memasuki satu demi satu toko yang berjejer, brand kelas dunia maupun lokal Eropa dan Jerman ada disini. Namun saya ingin menjajal H&M store yang tampak padat dipenuhi pengunjung. Penasaran ada apa gerangan di dalamnya. Ahhh…..ternyata orang-orang disini sama dengan saya : Cewek diskon hahaha. H&M sedang mengadakan promo up to 70%. Rey sudah wanti-wanti dan colak-colek sambil berbisik : “mami janji cuma mau belanja di Milan”. Hmmm…. “Nih anak inget aja sih” batin saya sedikit kesal. Untuk meluluhkan hati Reyhan akhirnya saya mempunyai ide membelikan dia 1 buah jaket sebagai ‘rayuan’ agar saya diberi ijin untuk belanja, dan yeeeees berhasil. Dia akhirnya mengangguk saat saya menunjukkan beberapa barang yang ingin saya beli. “tapi udah segitu aja mami, karena Rey aja Cuma 1 jaket”. Hmmm….oke deh lumayan dari pada tak diijinkan sama sekali hehehe.
The Olympic Stadium
Lapangan sepakbola yang menjadi saksi bisu bagaimana Itali berjaya mengangkat trophy Piala Dunia untuk ke-4 kalinya di tahun 2006. Dan disinilah insiden tandukan bintang sepakbola favorit saya Zinedine Zidane ke dada Marco Materazzi. Stadion ini adalah ‘sarangnya’ klub sepak bola ibu kota ‘Hertha BSC Berlin‘. Kami tak masuk karena sedang tidak ada pertandingan sehingga hanya berfoto di latarnya. Walau begitu sangat puas bisa menginjakkan kaki disini. Kompleks stadion ini dibangun untuk Olimpiade tahun 1936. Adolf Hitler bukan penggemar olahraga, namun karena usaha keras Menteri Joseph Goebbels dalam meyakinkannya bahwa festival olimpiade dapat digunakan untuk keuntungan Nazi baik di dalam maupun luar negeri maka akhirnya Hitler setuju.Olimpiade itu di berikan pada Jerman oleh International Olympic Committee (IOC) pada bulan Mei 1931, sebelum Hitler berkuasa. Itu adalah kedua kalinya olimpiade modern direncanakan bertempat di Jerman. Sebelumnya 1916 yang batal karena adanya Perang Dunia I.
Hitler bertujuan menggunakan Olimpiade musim panas ini sebagai sebuah ajang untuk memperlihatkan wajah Jerman yang baru dengan ‘Nazi’-nya. Dan ternyata bukan hanya berhasil memperkenalkan Nazi ke mata dunia, pada olimpiade tersebut Jerman mampu mengungguli Amerika dalam perolehan medali sehingga menjadi juara umum. Jerman meraih 38 medali emas sedangkan Amerika 24 medali emas. Dalam sejarah Amerika gagal sebagai juara umum olimpiade pada tahun 1936 diungguli Jerman dan 2008 diungguli Cina.
Pembelajaran untuk Reyhan :
- Mengetahui sejarah bersatunya Jerman Barat dan Jerman Timur. Hal ini merupakan pengetahuan baru baginya
- Legoland adalah objek wisata yang sangat dia idamkan ada di Indonesia, karena permainan ini baik untuk merangsang imajinasi dan kreativitas
- Belajar jiwa sportivitas dalam olahraga terkait tandukan Zizou (panggilan Zidane) ke dada Materazzi
No comments:
Post a Comment