Search This Blog

Wednesday, January 11, 2012

Zaventem International Airport Brussel

‘Wisata bandara’ di Eropa

Easyjet, pesawat andalan kami selama Euro Trip
Independent traveling saya berdua Reyhan ke Eropa (7 Negara/12 Kota) bulan Maret-April lalu menyisakan begitu banyak kenangan. Mulai nyasar di London, bahagianya bertemu ‘Abdeen bersaudara’ di Amsterdam, pengalaman pertama bermalam di bandara Brussel, ditawari jadi model di Berlin, serunya bermain di Euro Disney Paris, terbengong-bengong melihat peninggalan peradaban Romawi di Roma, berdecak kagum campur gelisah dengan manyunnya Rey saat menyaksikan lukisan Michelangelo di Sistine ChapelVatican Museum, meleleh dan kalap belanja di Milan, menolak permintaan  cium lelaki paruh baya setelah dia memberi informasi yang saya butuhkan di Verona, terpikat dan suatu hari  ingin kembali ke kota kanal nan romantis Venice, Rey manyun lagi di Florence saat saya ingin melihat patung David karya Michelangelo dan tampak jelas wajah puasnya Rey bisa  melihat langsung bagaimana si Menara miring kokoh berdiri di Pisa.
Rey @Paris Orly Airport
pengalaman pertama bermalam di bandara @Zaventem International Airport Brussel
Perjalanan tanpa bantuan travel agen ini merupakan ‘uji nyali’ saya membawa Rey ‘mblusukan’ di negaranya para bule itu. Dan alhamdulillah semuanya berjalan dengan lancar tentu berkat perlindungan sang maha pelindung :) .
National Express Bus, Airport Shuttle andalan kami di London
"ini daging terenak yang pernah Rey makan mami" celetuk anak semata wayang saya dg menu breakfast daging sapi has dalam ini ....@Gatwick Airport London
Banyak kisah yang masih tersimpan rapi dalam ingatan untuk suatu saat akan saya dokumentasikan dalam sebuah memoar perjalanan. Perjalanan kami sejak Rey imut-imut hingga dia usia kanak-kanak.
Kali ini saya tertarik menulis tentang beberapa bandara yang kami singgahi selama di eropa, wisata bandara saya menyebutnya hehe.
Train station deket Berlin Schoenefeld Airport
@Schipol Airport Amsterdam
Karena memutuskan menggunakan low cost airlines yaitu Ryan Air dan Easyjet selama Euro Trip membuat kami ‘keluar-masuk’ bandara. Bandara yang kami singgahi antara lain :
1. Stansted Airport London
2. Gatwick Airport London
3. Schipol Airport Amsterdam
4. Zaventem Brussel International Airport
5. Schoenefeld Airport Berlin
6. Ciampino Airport Rome
7. Paris Orly Airport
8. Paris Beauvais Airport
9. Bergamo Airport Milan
10. Pisa (Tuscany) Airport
@Ryan Air Cabin
nunggu pagi @Ciampino Roma Airport
Stansted Airport London
Travel pillownya lumayan menyangga leher, walau tentu jauh dari kondisi nyaman
Dari kesepuluh nama tersebut  mayoritas merupakan bandara ‘kecil’ dalam arti hanya diperuntukan kepentingan penerbangan pesawat-pesawat intern negara Eropa (kecuali Schipol – Amsterdam dan Zaventem – Brussel).
Yang menarik dari bandara-bandara ‘kecil’ di eropa adalah :
1. Sistem transportasi yang terintegrasi dengan baik. Walaupun letak bandara jauh dari kota namun kami para pendatang sama sekali tidak kesulitan menemukan transportasi publik menuju pusat kota dengan tarif yang cukup ekonomis dan jam operasionalnya kurang lebih tiap 30 menit sekali keberangkatan. Public transportation tersebut bisa berupa shuttle bus atau train dan mulai beroperasi sekitar pukul 5 pagi hingga 9-10 malam. Hal ini tentu jauh berbeda dengan di tanah air yang mayoritas mengandalkan taksi sebagai alat transportasi ke dan dari bandara.
2. Tourist Information Centre. Dengan petugas yang ramah, layanan informasi ini memberikan bantuan mengenai destinasi wisata, hotel, tourist pass, dll.
3. Tempat bermalam yang cukup nyaman bagi para backpacker. Adalah suatu hal yang biasa, ketika sejauh mata memandang terlihat para backpacker ‘ndlongsor’ di lantai-lantai bandara saat tengah malam. Hal ini dipengaruhi juga oleh jadwal penerbangan low cost airlines lintas negara Eropa yang seringkali ‘nggak masuk akal’. Misal jam 11 malam baru landing atau jam 5 pagi  take off pesawatnya. Maka dengan justifikasi ‘keamanan’ sekaligus menghemat hehehe maka diputuskan lebih baik menginap di bandara. Hal ini saya alami saat bermalam di Zaventem karena harus take off jam 6 pagi menuju Berlin dan saat landing jam 11 malam di Roma sehingga kami menunggu pagi bareng para bule di bandara.
4. Deposit sebesar £1/€1 untuk penggunaan trolley. Pecahan uang logam tersebut dimasukkan ke dalam lubang yang ada di trolley guna melepaskan kunci rantainya. Usai menggunakan, uang tersebut bisa diambil lagi. hanya satu bandara yang uangnya tidak bisa diambil lagi yaitu di Bergamo Airport Milan.
5. Left Luggage Counter. Layanan ini selalu ada di setiap bandara dengan tarif  relatif murah. hal ini saya bandingkan dengan tarif  penyimpanan bagasi di KLIA Kualalumpur yang jauh lebih mahal setelah masing-masing nilai uangnya dikurskan dalam rupiah.
6. Rata-rata tarif internet £1/€1 untuk 10 menit. Tak ada layanan free internet service di mayoritas bandaranya Eropa, hal ini berbeda dengan Changi maupun bandara Internasional lainnya di asia yang memberi fasilitas layanan internet gratis.
Trolley ini bisa digunakan setelah dimasukkan uang logam £1/€1

@Gatwick Airport London. Disini saya membeli 1 buah koper besar agar 2 backpack masuk kedalamnya karena aturan Easyjet 1 penumpang hanya 1 koper
@Schipol Airport Amsterdam....bagasi aman dg 2 koper dan 1 backpack bawa ke dalam cabin
Wisata bandara ini sangat menarik dan memberikan pembelajaran bagi saya juga Reyhan antara lain :
1. Manajemen waktu : dengan begitu kami harus pandai memperhitungkan tiap detik yang diperlukan dalam setiap pengambilan keputusan, baik terkait keputusan menginap di bandara atau pengaturan waktu kedatangan di bandara agar tidak terlambat boarding.
2. Cermat mengatur barang-barang. Dengan memilah jenis barang yang tidak menimbulkan kecurigaan di mesin detektor agar tidak membuang waktu akibat  tas harus dibongkar, barang seperti ini misalnya : laptop, rice cooker, sendok-garpu, pisau lipat (saya selalu membawa pisau untuk memotong buah atau makanan lainnya, sebaiknya pisau simpan di tas yang masuk bagasi). Selain jenis barang saya juga selalu mengatur bobot koper sebelum masuk bagasi agar tidak over weight.
3. Berani malu dan keluar dari zona nyaman dengan bermalam di bandara. Kalau tidak mendapat kursi harus siap tidur di lantai, namun alhamdulillah selama 4 malam menginap di bandara kami  selalu mendapat kursi untuk berbaring tapi Rey justru memilih rebahan di atas koper karena badannya lebih leluasa bergerak.
4. Selalu membawa travel pillow kemanapun kami pergi. Bantal tersebut cukup membuat nyaman posisi leher saat ‘menggelandang’ di bandara.
5. Harus tetap siaga dari segala kemungkinan buruk, misal dari jangkauan ‘tangan-tangan jahil’. Dalam hal ini saya selalu melakukan tali temali sedemikian rupa dengan trik bila satu koper bergeser akan menggerakkan koper lainnya dan menggerakkan badan saya. Alhamdulillah Allah SWT selalu melindungi kami sehingga tak ada kejadian buruk yang menimpa.
6. Familiar dengan rest room bandara. Rest room/toilet di Eropa kondisinya selalu bersih dan wangi membuat kami nyaman beberapa kali membersihkan badan saat pagi tiba.
Yeaaaaah…..we’r luv traveling……. :D

No comments:

Post a Comment